Special for your loving life...

...Do the best for our life...

Sunday 20 February 2011

Globalisation and the Information Technology Revolution

Dalam pembahasan kali ini, uraian yang dikemukakan berkenaan dengan globalisasi dan revolusi teknologi informasi yang merupakan langkah awal bagaimana kita memahami perkembangan dari globalisasi dan teknologi informasi itu sendiri. Oleh karena itu, untuk lebih bisa mengerangkakan uraian kali ini, maka ada beberapa pertanyaan mendasar seputar topik ini yang akan menjadi kerangka utama memahaminya, diantaranya: What is the nature of the Information Technology Revolution? How different is it from the Agricultural or Industrial Revolution? What does globalisation have to do with the nature of the Information Technology Revolution? Dari beberapa pertanyaan kerangka ini, dapat ditinjau mengenai landasan dasar yang memberikan keterangan tentang apa dan bagaimana revolusi teknologi informasi berlangsung setiap saat. Dari perkembangan yang ada pun, juga telah ditekankan bahwa adanya perbedaan dalam memahami konteks revolusi teknologi itu sendiri, apakah beringsut dalam teknologi informasi, ataukah ke arah revolusi pertanian dan revolusi industri. Dan dari pernyataan tersebut, fakta awal yang muncul adalah bahwa dari segelintir revolusi tersebut yang telah terjadi dan akan terjadi, tidak bisa dilepaskan dari kenyataan bahwa semuanya kembali pada konsep globalisasi yang memberikan ruang yang cukup luas untuk dikembangkan dengan kecepatan perkembangan yang melebihi kecepatan cahaya. Dari sedikit gambaran dasar ini, diharapkan definisi yang diuraikan bisa memberi konsep awal bagaimana menindaklanjuti revolusi yang terjadi dalam teknologi informasi kita searah dengan perkembangan globalisasi yang sedemikian cepat dan tersebar.

Seperti yang telah diungkapkan oleh Fischer (1992: 1-32, esp.), ‘Technology here is similiar to the idea of material culture’, hal ini berarti bahwa apa yang ditekankan dalam perwujudan sebuah teknologi adalah sama dengan hasil kebudayaan materi yang dibuat oleh manusia dalam menjalani kehidupannya sehari-hari. Sehingga dapat dikatakan bahwa perkembangan teknologi meruapakan sebuah hasil adaptasi manusia seiring dengan perkembangan kebudayaan manusia itu sendiri dalam membentuk pola hidupnya dan menjadi integritas kebudayaan yang dimilikinya setiap waktu. Hasil karya dan budaya manusia yang dibangun untuk memfasilitasi kebutuhan manusia itu sendiri merupakan hal spesifik yang bisa disebut teknologi, sesederhana pun teknologi tersebut. Karena kembali lagi ke uraian awal, bahwa ragam budaya materi yang menyangkut kehidupan manusia dan budayanya, disebut dengan teknologi.

Dalam perkembangannya, saat mausia dihadapkan dengan kebutuhan untuk saling berhubungan dengan manusia dan budaya lain yang bisa menunjang kebutuhannya dalam menjalani hidup, budaya material yang ada tidak bisa lagi menyukupi interval dan corak perkembangan dari budaya manusia itu sendiri. Dan pada akhirnya, budaya materi tadi pun berkembang dengan kebutuhan untuk meningkatkan hubungan manusia dengan mengembangkan budaya komunikasi dan informasi yang berjalan seiring dengan kubudayaan material yang disebut dengan teknologi informasi. Hasil budaya manusia ini pada akhirnya juga akan bertransformasi mengikiuti laju perkembangan budaya lain yang dibentuk oleh manusia itu sendiri dari berbagai ruang dan tempat, dan dipercepat saat era yang disebut sebagai era tanpa batas mulai menyeruak dan membanjiri tatanan kehidupan manusia antar bangsa, yang disebut sebagai globalisasi. Dan dapat dikatakan pula bahwa revolusi teknologi informasi tidak terlepas dari era ini yang memberikan dampak luar biasa bagi tatanan hidup manusia yang disebut sebagai budaya informasi.

Searah dengan kebutuhan manusia yang berusaha menyeimbangkan hidupnya dengan kebutuhan akan teknologi atau yang disebut sebagai budaya materi. Dalam perkembangannya, terwujud proses-proses saat peningkatan intensitas dan kualitas dari teknologi tersebut mulai diciptakan dengan lebih baik dan menginterferensi segala aspek kehidupan manusia. Dalam hal ini, dapat dikatakan bahwa teknologi informasi dan komunikasi yang mengalami revolusi cepat, memberikan ruang yang tepat atas kebutuhan manusia akan teknologi tersebut. Informasi yang didapat bukan hanya informasi dari media cetak atau pun goresan tangan manusia, tapi juga merambah ke era yang lebih canggih dan cepat saat akses ke semua belahan dunia bisa dijalankan di satu tempat saja. Era revolusi teknologi informasi ini juga memberikan fakta bahwa semua hal yang berlangsung di dalamnya bisa diklasifikasi dan dipelajari dengan format angka-angka yang pasti dan memiliki konsepsi eksak. Kondisi ini, oleh Nicholas Negroponte disebut sebagai era digital.

Sementara itu, dalam artikel Manuel Castells ini juga dijelaskan mengenai perkembangan karakter dari proses-proses terbaru revolusi teknologi itu sendiri. Dijelaskan bahwa karakteristik dari revolusi teknologi yang merupakan hasil cipta, rasa, dan karya manusia dengan konsep yang up to date, bukanlah hanya terpusat pada ilmu pengetahuan dan informasi saja, melainkan pada aplikasi dari ilmu pengetahuan yang menjadi landasan dari revolusi teknologi tersebut serta informasi yang dilandasi perkembangannya seiring waktu. Hal itu digunakan untuk menggenerasikan berbagai informasi dan komunikasi yang mengalami proses revolusi. Dalam ilustrasi yang dikemukakan oleh Hall and Preston, kondisi ini disebut sebagai keterkaitan antara inovasi (innovation) dan pengunaan inovasi (the using of innovation) tersebut. Di lain pihak, sebuah ilustrasi lain memberikan analisis terhadap kondisi ini. Dimana perkembangan penggunaan teknologi telekomunikasi terbaru yang bisa berubah menjadi semakin mutakhir setiap saat di dua dekade terakhir ini. Kondisi ini telah membawa fakta terbaru munculnya tiga perbedaan ranah dalam memahami situasi revolusi teknologi informasi ini. Pertama, tindakan otomatis. Kedua, penggunaan eksperimen. Dan yang ketiga, aplikasi rekonfigurasi. Dua ranah pertama, yaitu tindakan otomatis dan penggunaan eksperimen, memberikan konsep mengenai inovasi teknologi yang dapat dikembangkan dengan membawa sistem ‘menggunakan’ (by using). Sementara itu, untuk ranah yang ketiga, yaitu aplikasi rekonfigurasi, konsep ini mulai dijalankan dengan sistem ‘melakukan’ (by doing) yang pada akhirnya menuju suatu hasil karya dan bisa dikembangkan dengan penemuan aplikasibaru yang lainnya. Dengan kata lain, revolusi teknologi informasi memberi pernyataan pada kita bahwa budaya materi tersebut merupakan ruas timbal balik dari sebuah keterkaitan antara teknologi baru yang dikembangkan manusia, menggunakannya, dan mengembangkannya ke dalam ranah baru yang lebih cepat di bawah sebuah paradigma teknologi baru. Pernyataan ini sekaligus menjawab kerangka pertanyaan yang diuraikan sebelumnya mengenai what the nature of the information technology revolution is.

Menindaklanjuti kerangka pertanyaan selanjutnya, mengenai perbedaan antara revolusi pertanian daan revolusi industri dengan revolusi teknologi informasi, dapat dikatakan diantara ketiganya terdapat perbedaan yang spesifik namun memiliki keterkaitan yang sangat erat. Perkembangan teknologi yang merupakan perkembangan dari budaya materi manusia yang harus selalu diperbaiki menjadi budaya materi baru yang lebih cepat di bawah paradigma teknologi teranyar, menekankan bahwa teknologi baru bukanlah sebuah alat yang sederhana untuk diaplikasikan, melainkan butuh proses untuk dikembangkan seiring dengan perkembangan kebudayaan manusia itu sendiri dalam menjalani semua aplikasi di rentang kehidupannya. Satu hal yang dapat kita pelajari dari kondisi ini adalah bahwa, revolusi-revolusi yang terjadi tersebut, berkembang dan bertahan sesuai dengan perkembangan paradigma teknologi yang ada pada saat itu. Misalnya saja, saat zaman batu mulai berakhir dengan munculnya kegiatan meramu dan bercocok tanam, pada saat itulah mindset manusia dihadapkan pada tatanan paradigma teknologi baru dengan terwujudnya sebuah revolusi pertanian. Kemudian di abad-abad selanjutnya, pemikiran manusia yang semakin kompleks disertai dengan pelebaran dan perluasan informasi yang melingkupi manusia, akhirnya terwujud sebuah revolusi baru, yang diidentifikasikan muncul di negara-negara Barat, yaitu revolusi industri. Dari semua revolusi yang muncul tersebut, pada akhirnya memaksa manusia untuk terus berevolusi dari segala aspek kehidupannya dengan mengalami suatu rentetan hubungan simbiosis mutualisme sekaligus simbiosis parasitisme. Dimana saat manusia memiliki sebuah inovasi dan mampu berjalan seiring inovasi teknologi tersebut, maka hal itu akan memberikan keuntungan yang besar bagi dirinya. Sebaliknya, saat manusia lain, yang masih beringsut dengan kondisi struktural lama dan ketinggalan dengan perkembangan yang ada, maka dapat dipastikan sedikit atau banyak, kerugian berarti bisa menjadi konsekuensi bagi dirinya. Dari fakta ini, dengan keberadaan revolusi teknologi dari berbagai bidang, akhirnya saah satu elemen penting yang menunjang terwujudnya revolusi teknologi tersebut, yaitu informasi, juga ikut mengalami hal yang sama. Perkembangan informasi yang sebelumnya dianggap sebagai elemen penunjang dan pemancing segala teknologi untuk berevolusi, pada akhirnya juga mengalami hal yang sama, yaitu revolusi teknologi informasi.

Teknologi informasi terbaru tidak sesederhana penggunaannya. Hasil-hasil teknologi yang ada bukan hanya diplikasikan saja, tetapi harus diproses dan dikembangkan lebih lanjut untuk menemukan aplikasi baru yang dapat digunakan untuk membantu kehidupan manusia lebih lanjut. Dalam hal ini, pemikiran manusia dapat dikatakan sebagai a direct productive force, not just a decesive element of the production system. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa revolusi terbaru dari sebuah teknologi tidak hanya tersentral pada pengetahuan dan informasi yang diperoleh dari jenjang sebelumnya, tetapi juga berfokus kepada aplikasi dari pengetahuan dan informasi itu sendiri yang wajib dikembangkan untuk menemukan penemuan yang dapat diaplikasikan lebih lanjut.

Referensi

Castells, Manuel. 1996. “The Information Technology Revolution”, dalam the Rise of the Network Society, Oxford: Blackwell Publisher, pp. 29-65

No comments:

Post a Comment