Special for your loving life...

...Do the best for our life...

Wednesday 9 December 2009

Riset dan Metodologi

Abstraksi.

Dalam perkenalan awal dari mata kuliah analisis hubungan internasional, kajian pertama yang menjadi bahan diskusi perkuliahan adalah mengenai definisi riset dan metodologi. Untuk memahami tentang seluk-beluk dan uraian dari riset dan metodologi tersebut, maka ada beberapa kerangka pertanyaan yang harus dijawab sebagai panduan pemahaman tersebut, diantaranya : Apakah riset? Apakah metodologi? Mengapa melakukan riset? Mengapa diperlukan metodologi dalam riset? Penjelasan tipe-tipe riset! Penjelasan unsur-unsur riset! Dan bagaimana memilih topik riset? Dengan menjawab beberapa pertanyaan ini, definisi dari riset dan metodologi serta aspek-aspek penting yang menyertainya dapat dikaji, didiskusikan, dan dipahami.

Kata kunci : riset, metodologi, topik, definisi

Seperti yang telah sedikit diuraikan di dalam bagian abstraksi di atas, untuk memahami kajian awal dari riset dan metodologi dalam analisis hubungan internasional ini, maka uraian dari review ini berkisar pada jawaban dan penjabaran dari kerangka pertanyaan tersebut.

Pertama adalah mengenai apakah riset itu? Saat kita mendengar kata riset, pada umumnya hal yang terlintas pertama kali di benak kita adalah mengenai sesuatu hal yang berkaitan dengan penelitian, percobaan, penemuan, dan sebagainya. Boleh saja kita memaknai kata riset dengan berbagai kriteria jawaban dari otak kita, namun hal itu berbeda apabila dikaji secara HI, karena tentu saja kita membutuhkan pernyataan paten dari para ilmuan yang telah mendefinisikannya terlebih dahulu. Pada dasarnya, riset adalah setiap proses yang menghasilkan ilmu pengetahuan. Sebuah karya ilmiah belum sempurna jika belum dilakukan riset di dalamnya. Riset dilakukan untuk memperjelas, memberikan bukti dan fakta, serta meyakinkan pembaca atas karya yang telah dibuat. Sementara itu, menurut beberapa ilmuan, definisi riset memiliki banyak pengertian, misalnya Proboyekti yang mengutarakan bahwa riset adalah proses mengumpulkan, menganalisis, dan menerjemahkan informasi atau data secara sistematis untuk menambah pemahan kita terhadap suatu fenomena tertentu yang menarik perhatian kita.[1] Definisi lain menyebutkan bahwa riset adalah penelitian yang sistematis, tepat dan akurat formal proses yang digunakan untuk mendapatkan solusi untuk masalah dan untuk menemukan dan menafsirkan fakta-fakta dan hubungan baru.[2] Berdasarkan beberapa pendapat mengenai definisi riset seperti dijelaskan di atas,[3] dapat dimengerti bahwa riset memang sangat diperlukan dalam menyusun sebuah karya tulis ilmiah. Dengan alasan untuk mencari jalan keluar akan suatu fenomena, memberikan data yang konkret dan akurat bagi pembaca, serta mencari dan berusaha menemukan pengetahuan baru, maka jelaslah sudah mengapa riset perlu dilakukan.

Dan dari penjelasan di atas, maka dapat dimengerti bahwa untuk membuat suatu karya ilmiah yang baik, maka diperlukan sebuah riset yang baik pula, dan dalam hal ini diperlukan sebuah metodologi yang strategis yang digunakan untuk memulai serta menjalani proses riset. Penggunaan metodologi yang tepat sebagai alat atau tali pegangan dalam suatu riset dimaksudkan agar suatu riset tetap dapat berdiri di jalurnya sesuai dengan metode yang digunakan. Metodologi adalah mengorganisasi, mendokumentasikan prosedur dan panduan untuk satu atau lebih fase dalam riset. Metodologi merupakan bagian epistemologi yang mengkaji perihal urutan langkah-langkah yang ditempuh supaya pengetahuan yang diperoleh memenuhi ciri-ciri ilmiah. Metodologi juga dapat dipandang sebagai bagian dari logika yang mengkaji kaidah penalaran yang tepat.[4] Menurut Herbart, metodologi merupakan keterangan rampat dari cara menjabarkan sesuatu dari prinsip-prinsip.[5] Sedangkan Stammler menyatakan bahwa metodologi meliputi aturan-aturan, yang dengan semua itu suatu bahan pengetahuan atau kehendak dalam arti pandangan yang utuh ditentukan dan dinilai secara mendasar.[6] Dari beberapa uraian tentang makna metodologi tersebut, kita tahu bahwa metodologi adalah panduan yang digunakan untuk mencapai analisis dalam sebuah riset, dapat dikatakan bahwa metodologi dapat diibaratkan sperti guide bagi turis untuk mencapai tujuannya. Selain itu, dapat disimpulkan juga bahwa metodologi dapat diartikan sebagai prosedur mengenai bagaimana kita memperoleh pengetahuan dalam bidang ilmu tertentu karena metodologi merupakan hal yang sangat fundamental mengenai bagaimana kita tahu sesuatu tersebut.[7]

Suatu riset dilakukan pada umumnya karena ingin menguji kebenaran dan kesahihan suatu teori tertentu, atau bahkan menemukan teori baru dari statu fenomena yang timbul. Selain itu, ada beberapa alasan lain mengapa kita melakukan riset. Contohnya adalah untuk memenuhi rasa keingintahuan, khususnya untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam suatu karya ilmiah. Alasan lainnya adalah untuk mencari solusi dari suatu masalah setelah kita menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu, dengan melakukan riset, kita akan menemukan solusinya. Namun, secara umum, ada empat tujuan utama mengapa kita melakukan riset, pertama adalah tujuan eksploratif, yaitu menemukan sesuatu yang baru dalam bidang tersebut, di dalam tujuan inilah kemungkinan besar ditemukannya teori baru terjadi. Kedua, tujuan verifikatif, yaitu menguji kebenaran sesuatu atau pembuktian suatu teori yang ada. Selanjutnya adalah tujan developmental, di sini tugas dari riset adalah pengembangan terhadap sesuatu yang telah ada sebelumnya untuk disempurnakan lebih lanjut. Terakhir adalah penulisan karya ilmiah, di sinilah tempat skripsi, tesis dan disertasi. Dengan tujuan-tujuan tersebut riset selalu perlu untuk dilakukan mengingat pentingnya perkembangan ilmu pengetahuan yang selalu dinamis.

Membahas tentang riset, berarti ada kaitannya dengan fenomena. Fenomena mencakup suatu permasalahan yang hendak diteliti. Untuk meneliti fenomena tersebut, dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa tipe riset yang merupakan suatu cara untuk membedah masalah yang diteliti sesuai dengan kebutuhan orang yang akan melakukan riset. Tipe pertama adalah analisis yang digunakan untuk melihat apa dibalik permukaan materi, melihat hubungan antar bagian dan keseluruhan, mengenali hubungan antara sebab akibat, mencari hal-hal penting dan mempertanyakan suatu validitas. Kedua adalah tipe riset komparasi yang bertujuan untuk mancari perbedaan dan persamaan. Dan yang ketiga adalah argumentasi. Dalam riset ini, yang diperlukan dalam analsis akhirnya adalah kata setuju dan tidak setuju, meminta kita berada di satu sisi berdasarkan analisis dari bukti-bukti yang kuat dan alasan yang jelas serta dapat diterima.[8]

Di dalam riset terdapat unsur-unsur pokok yang harus ada dalam sebuah penulisan ilmiah untuk membuktikan keilmiahannya. Unsur-unsur tersebut antara lain: Pertama, tinjauan dan lingkup penelitian yang berfungsi untuk membatasi ruang riset agar tidak ke luar dari tujuan semula dan melebar ke permasalahn lain. Kedua, latar belakang masalah dan rumusan masalah[9] yang digunakan untuk mengetahui mengapa mamilih topik penelitian tersebut dan dari fenomena apa. Ketiga, tinjauan pustaka yang berisi semua sumber yanng digunakan dalam riset baik yang pada akhirnya berguna dalam analisis maupun yang tidak. Keempat, landasan teori dimana teori digunakan sebagai alat untuk menentukan hipotesis dalam melihat data-data dan analisis yang diambil. Kelima, hipotesis yang merupakan hasil akhir dari sebuah riset, dapat dikatakan untuk hipotesislah riset diadakan. Dan keenam, daftar pustaka. Pada bagian ini hanya sumber-sumber yang berguna saja yang dilampirkan, berbeda dengan tinjauan pustaka yang melampirkan seluruh sumber yang ada. Dengan unsur-unsur tersebutlah sebuah riset dapat dikatakan ilmiah dan apabila tidak atau kurang dari unsur-unsur tersebut maka keilmiahannya akan dipertanyakan.

Setelah mengerti dengan jelas apa itu riset dan alasan untuk melakukannya, serta paham akan masalah yang akan diteliti, maka langkah selanjutnya adalah menentukan topik. Topik dipandang sebagai kerangka besar masalah, sedangkan masalah adalah bagian-bagian dari topik. Bagian inilah yang menjadi masalah yang paling krusial bagi langkah awal dari riset dan yang paling sering membingungkan para akademisi. Dalam bukunya, Lester memaparkan ada enam cara yang digunakan untuk menemukan topik riset, diantaranya: pertama, free writing[10], cara kedua adalah clustering,[11] dan yang ketiga adalah listing keyword.[12] Dari metode penentuan topik seperti apa yang telah dijabarkan dalam uraian Lester tersebut, kritik yang muncul adalah bahwa metode yang diterapkan Lester tadi hanya akan sangat membantu apabila kita sudah memiliki grand tema (tema utama), namun apabila kita sama sekali belum mampu untuk menentukan satupun grand tema, maka akan sia-sia saja.

Sumber.

Proboyekti, U, Apa Itu Reasearch, Riset atau Penelitian?, Teknik Informatika dan Sistem Informasi Fakultas Teknik Universitas Kristen Duta Wacana. (online 5 September 2009)

Waltz dan Bausell dalam penelitian skripsi, tesis dan analisis-definisi penelitian ilmiah. (online : 5 September 2009)

Herbart, Johann Friedrich (1776-1841), Einleitungin die Philosophie, psl. 13

Stammler, Rudolf (1856-1938), Lehre vom richtigen Recht, 349

Lester, Finding a Topic, no 2, p. 10-31

Blaster, L and Christina Huge and Maleom Thight, 2006, How to Research, 2th edn, Open University press, Brekshele, England



[1] Uraian lebih jelas dapat dilihat di dalam uraian U. Proboyekti dengan judul Apa Itu Reasearch, Riset atau Penelitian? Dari Teknik Informatika dan Sistem Informasi Fakultas Teknik Universitas Kristen Duta Wacana. (online : 5 September 2009)

[2] Waltz dan Bausell dalam penelitian skripsi, tesis dan analisis-definisi penelitian ilmiah. (online : 5 September 2009)

[3]Ada beberapa pendapat lain terkait dengan definisi riset, diantaranya Berkner (1985) yang secara lebih tegas mengungkapkan bahwa riset adalah usaha secara ilmiah untuk mendapatkan dan memperluas ilmu yang telah dimiliki. Pengertian serupa juga diungkapkan Sutrisno Hadi (1978) yang mengutarakan bahwa riset berarti usaha menemukan, mengembangkan dan menguji suatu pengetahuan secara ilmiah. Sementara itu National Science Foundation (1956) memberikan pengertian bahwa riset itu adalah usaha pencarian secara sistematik dan mendalam untuk mendapatkan ilmu pengetahuan yang lebih luas dan lebih sempurna tentang subyek yang sedang dipelajari. Uraian yang lebih jelas kiranya dapat diperoleh dari uraian

[4] Ketika membicarakan metodologi maka hal yang tak kalah pentingnya adalah asumsi-asumsi yang melatarbelakangi berbagai metode yang dipergunakan dalam aktivitas ilmiah. Asumsi-asumsi yang dimaksud adalah pendirian atau sikap yang akan dikembangkan para ilmuwan maupun peneliti di dalam kegiatan ilmiah mereka. Bagian ini berisi mengenai pendekatan, metode, dan teknik yang digunakan untuk menjawab tujuan yang sudah ditentukan sebelumnya. Metode meliputi penentuan populasi, sample, instrumen pengambilan data, teknik analisisnya serta alat ukurnya.

[5] Uraian lebih lanjut dapat dilihat di Johann Friedrich Herbart (1776-1841) Einleitungin die Philosophie, psl. 13

[6] Dapat ditinjau di dalam karya Rudolf Stammler (1856-1938) Lehre vom richtigen Recht, 349

[7] Dalam bahasa Silalahi (2006: 10-13) metodologi lebih pada studi mengenai metode penelitian. Dari sini jelas bahwa metodologi merupakan induk mengenai bagaimana penelitian dilakukan. Untuk melalukan penelitian harus paham dan mengerti apa itu metodologi.

[8] Dari sumber lain, penentuan tipe-tipe riset, dibagi dalam beberapa golongan, yaitu : deskriptif vs analitik, riset dasar vs aplikatif, riset kuantitatif vs kualitatif, dan riset konseptual vs empiris.

[9] Di dalam rumusan masalah ditemukan research question yang menjadi inti dari riset.

[10] Di sini kita bebas menuliskan semua kata yang terlintas dalam benak kita yang berkaitan dengan tema yang sudah ditentukan sebelumnya, tidak usah mengkhawatirkan soal tata bahasa karena di sini kita menuliskan apapun yang terlintas dalam benak kita. Lalu dari tulisan-tulisan tersbut pilihlah yang paling mungkin untuk diteruskan menjadi sebuah riset. Dalam Lester, Finding a Topic, no 2, p. 10-31

[11] Langkah awalnya adalah tentukan grand tema lalu tuliskan di tengah-tengah kertas jadikanlah pusat dari bagan, lalu buatlah garis-garis yang menuju ke luar dari pusat bagan yang berisikan anak-anak dari grand tema tersebut. Dari anak-anak grand tema tersebut akan menjadi lebih spesifik, kemudian pilih beberapa dan pilih lagi hingga menjadi satu tema yang dapat digunakan untuk riset. Dalam Lester, Finding a Topic, no 2, p. 10-31

[12] Di sini kita dapat menuliskan kata-kata kunci yang berhubungan dengan grand teori yang sudah kita tentukan sebelumnya. Jadi hanya sepenggal-sepenggal saja. Lalu pillih yang paling mungkin untuk dijadikan sebuah riset. Dalam Lester, Finding a Topic, no 2, p. 10-31

No comments:

Post a Comment