Special for your loving life...

...Do the best for our life...

Monday 18 April 2011

The Beginning of Three


Well, maybe this is the fact, a real fact, for whole a long time, gossip acts just has relation with the women, girls, or ladies. But now, in the brand new century, like from the Jimmy Choo's Girls turns out to the Channel Men, it got the new shape too.

Laughing! This story began from the ordinary grown up men in Hero City. Surabaya. Meet the georgeous-fabulous the city announcer... Tian. The sexiest gym instructure... Rico. And a royal architect... Armand. Live in one apartment in the damn-busiest city where so many big buildings come up to the sky. Full of opportunities and joyful. And hots of a lotta sacrifices in work hard. So, welcome to the Metropolis Apartment. The place the story begun.

Money. Love. Joyful.

Three words which reflect all the main agendas in our life when we're living in the urban stuff. Big or just sub-urb. Starts in when we stand up, you'll see a lotta people just focus their life only for fill the pocket or account with money. Money. And a lot of money. Men or women. Sometimes they forgot how to enjoy this life, with its complexity of course, and replace it with the big effort to fill their account in the banks. This is not wrong, but if we just focus on those stuff, willy-nilly. Money will come to us, in the contrary, love and the real life will leave ud behind. Just got it!

Subtitle is changed...

Back to Indonesia...

Banyak orang yang mengatakan bahwa kehidupan di kota membawa begitu banyak kerumitan yang belum tentu kita tahu sebelumnya. Perubahan yang cepat dengan tuntutan gaya hidup dinamis, memaksa mereka yang memiliki kebutuhan harus terus meng-update apa pun yang digariskan oleh kitab suci gaya hidup yang disebut urban style. Mencoba menikmatinya? Tunggu dulu! Sebelum beranjak lebih jauh, kenali dulu tiga pria single yang mencari keseimbangan hidup melalui uang, cinta, dan kebahagiaan.

Seorang maniak musik yang akhirnya tenggelam dalam pekerjaannya sebagai seorang announcer, memaksa seorang Tian untuk terus menyelami apa yang benar-benar menjadi sebuah passion dalam hidupnya. Berkarya dengan menciptakan sebuah keajaiban lewat kata dan kalimat di setiap program yang disiarkan secara langsung. The young man yang begitu mencintai kehidupan imajinatif dan kreatif. Tak pelak dari segi asmaranya, dia harus berurusan dengan karir, mencintai karir, dan bercinta dengan karir. Putus cinta demi mengejar karir bukan hal yang aneh lagi baginya. Sudah berapa gadis yang dilepaskannya dengan mudah hanya untuk menemukan dan memperistri karir yang dianggapnya sebagai seorang soulmate. Well, the nice boy in the business of music, finally forces him to be the music itself. Listen and enjoy it. Loudly!

Berbeda dengan Tian. Sehat dan atletis adalah mimpi Rico sejak dulu. Impian yang tertanam sejak SMA saat dia sering dijuluki si Gajah. Kini, setelah menginjak usia 25 tahun, semuanya berubah. Semua memuja keindahan tubuhnya yang sempat menjadi cover di sebuah majalah olahraga ibu kota. Ditambah dengan pekerjaannya sebagai seorang instruktur di sebuah fitness centre ternama, membuatnya semakin mencintai tonjolan-tonjolan otot yang melekat di tubuhnya. Kesendirian membuatnya merasa kesehatan adalah segalanya. Seperti apa yang dislogankan dalam sebuah iklan minuman kesehatan. Healthy inside, fresh outside. But, where the love takes place? Here we go, our celebrity instructure of the city. And he's a single man as well!

And finally we meet with the prince from the kingdom Far-far away. Totally not true event. Memiliki teman sekaliber Armand bukan hal yang gampang. Butuh kepercayaan tinggi untuk menaklukkan hatinya. Seorang arsitek glamor dan royal. Dengan wanita-wanita cantik di sekelilingnya. Biro arsitek yang dipimpinnya menjadi sebuah pekerjaan paruh waktu dengan pekerjaan utamanya sebagai anak semata wayang dari seorang konglomerat pengusaha batik dan mutiara asal Jogja. Masih muda, tampan, dan kaya. Well, who will refuse his love. Umur 26 tahun tak menghalanginya untuk mendapatkan simpati dari banyak teman. Tak mau tinggal di rumah yang begitu besar pemberian sang ayah. Dia malah memilih sebuah apartemen pinggir kota, tapi tetap dengan fasilitas eksklusif ala raja. Let me introduce to you all, the prince of Love Royale, Armand.

The story starts...

"Morning, Musicers! Balik lagi bareng Tian Ardian at 79.7 Hot Music FM at Coffe Morning, edisi Senin minggu pertama April. Well, Monday busy ever! Do not say 'I hate Monday! Always say 'I love Monday!' Ada Avril Lavigne with her brand new single, What the Hell, udah jadi opening song Coffe Morning kali ini dengan hentakan semangat. Nggak mau semangat kamu ilang? Musicers jangan kemana-mana! Tian bakal balik after this second hits, Shandy Sandoro with Superstar. Check this out!"

Sesaat kemudian Tian melepas headset besar dari kepalanya dan menaruhnya di atas gagang microfon dengan sedikit tergantung akibat kabelnya yang terlalu panjang tanpa diikat. Perlahan dia mengalihkan pandangannya ke satu benda yang mendadak sedikit mengusik kesibukannya mengudara. Dan itu dia. Blackberry hitam itu sejak tadi bergetar di atas meja mixer. Sepersekian detik dia telah sibuk dengan gadget kecil di tangannya.


Rico Gymaster :

-Si Manda nyariin handuknya tuh? Di balkon gak ada!-

Tian Musicers FM :

-Meneketehe! Kalo pulang mabok jadinya gitu tuh! Ribet sendiri! Gue nggak tau!-

Armand Prayoga :

-Tian! Kamu kan yang berangkat subuh tadi! Tau handukku?-

Tian Musicers FM :

-Aku nggak ngerti Abang Manda... Dan nggak tau... *jengkel-

Armand Prayoga :

-Sorry-sorry! Abisnya aku takut telat nih! Udah mepet jam 7! Gak enak sama karyawanku-
Rico Gymaster :

-Udah Ti!!! Di kamar gue! Wakakakaka-

Armand Prayoga :

-Si Coro yg nyolong Ti! Sorry! Have a nice Monday, Titi-

Tian Musicers FM:

-Gerrrrrrrrrr...-

"Ti, besok kamu interview band indie ya?"

Tian menengok ke wanita tinggi semampai yang ada di belakangnya. Ini dia sang Program Directer, Mbak Mia, the music hottest.

"Hah! Aku, Mbak? Bukannya si Dina tuh yang pegang Indie Track malam. Kok mendadak aku?" jawab Tian disusul dengan pertanyaan langsung.
"Besok dia nggak masuk! Aku kasih job buat ngeliput konser Jazz di taman kota. Aku rasa kamu yang kompatible untuk interview si band indie itu. Mau?", jelas Mia.

"Mmmmm...", gumam Tian. Berpikir.

"Ada fee-nya lah, Ti! Gimana? Mau?"

"Mmmmm... Oke, Mbak! Sejam doank, kan?"

"Yukkkk... Entar aku kasih profile mereka! Aku mau ketemu dulu sama produsernya." Jawab Mia sambil mengalungkan syal di lehernya.

"Thank's Mbak! Wait, nama band-nya apa an?"

"Titit Band!", teriak Mia.

"What!!!!?"

"Bukan bego!!! Theory Band... Entar deh aku jelasin!", jelas Mia sambil lalu.

"Oke-oke..."


To be continued...