Special for your loving life...

...Do the best for our life...

Sunday 20 February 2011

The Coming Anarchy: New Wars in A Contemporary Global Era

Selama beberapa dekade di akhir abad ke-20 dan di awal abad ke-21, sebuah tipe baru dari perkembangan bentuk konflik mulai muncul di dalam sistem global internasional. Hal ini khususnya terjadi di beberapa negara di Afrika dan Eropa Timur, yang mengindikasikan sebuah awal dari era yang terglobalisasikan. Tipe konflik atau perang ini disebut sebagai sebuah New War. Perang di era baru ini membentuk sebuah pola Perang Baru yang menekankan tentang adanya perubahan orisinalitas sistem politik yang dimiliki oleh aktor-aktor internasional yang berkembang menjadi sebuah bentuk kekerasan/konflik yang memiliki dampak luas. Perang Baru ini didefiniskan sebagai sebuah konflik antar-negara atau grup-grup politik yang yang terorganisasi untuk motivasi politik tersendiri. Selain itu terdapat pula kejahatan-kejahatan baru yang terorganisasi di bawah organisasi tertentu untuk tujuan personal, khususnya dalam hal finansial.

Eksitensi Perang Baru juga dikaji sebagai bentuk anarki yang terjadi secara internal atau dalam perang-perang sipil yang memiliki tatanan konflik dengan intensitas yang rendah. Perang ini bukan hanya melibatkan aktor-aktor antar-negara, melainkan juga hubungan transnasional yang mampu membedakan antara faktor internal dan eksternal dari konflik tersebut. Selain itu semakin meningkatnya transparansi tindakan agresi (serangan dari luar) dan represi (serangan dari dalam) dari aktor yang berkonflik tersebut. Salah satu contoh dari konflik yang dapat dikategorikan sebagai konflik dengan intensitas rendah atau low-intensity conflict adalah membaranya Perang Dingin di akhir abad ke-20.

Sementara itu, beberapa ilmuan sosial dan politik lain, juga memiliki pendapat yang sama tentang konsep Perang Baru. Perang-perang di era kontemporer ini dapat dikatakan lebih terprivatisasi atau dapat disebut sebagai perang informal. Dan di dalamnya pun terdapat privatisasi kekerasan yang dilakukan. Konsep ini disebut juga sebagai smooth war/smooth conflict yang menjadi elemen penting dari revolusi perang di era ini. Dapat dikatakan bahwa Perang Baru ini membuat jarak perbedaan antara ruang privat dan umum, aktor negara dan non-negara, informal dan formal, mana yang harus dilakukan untuk motivasi ekonomi dan untuk kepentingan politik, dan sebagainya, yang pada dasarnya mereka tidak mudah untuk diterapkan. Konsep Perang Baru ini juga merubah beberapa kebijakan yang harus dibuat oleh para policy-makers. Dan ini adalah salah satu poin penting dari perbedaan antara Perang Lama dan Perang Baru. Kebijakan bukan hanya dibentuk secara langsung dan terang-terangan oleh para penguasa demi menyelamatkan negara atau meningkatkan kekuasaan wilayah kekuasaannya, melainkan harus mempertimbangkan berbagai aspek penting yang menunjang keberlangsungan hidup aktor tersebut. Boleh jadi, aspek-aspek kecil bisa mempengaruhi eksistensi aktor tersebut dalam dunia internasional, misalkan ekonomi, pertahanan, sosial, dan sebagainya. Mereka harus dikaji secara dalam demi memutuskan suatu tindakan yang bisa dipertanggungjawabkan untuk menekan kerugian yang ditimbulkan akibat konflik-konflik tersebut. Dari uraian ini dapat dipahami bahwa konsep konflik ini merupakan satu konteks dari berlangsungnya proses globalisasi. Dengan globalisasi, intensifikasi dari global-connectedness (politik, ekonomi, militer, dan budaya), mulai mengalami perubahan karakter dan dapat dikatakan bahwa keberlangsungan era ini merupakan akar dari modernitas perang.

Referensi

Brown, Michael E., ed., The International Dimension of Internal Conflicts. Cambridge, MA and London: The MIT Press, 1996

No comments:

Post a Comment