Special for your loving life...

...Do the best for our life...

Sunday 18 October 2009

The First Mind


Banyak jalan menuju Roma. Atau Jakarta atau New York, atau kota apa saja di dunia. Banyaknya pilihan, itulah yang membuat Amal kadang-kadang bertanya: Apakah Amal telah mengambil dan memilih jalan yang benar? Sebagai seorang dewasa kita punya banyak tanggung jawab. Dan tanggung jawab tersebut membuat kita harus mengambil banyak sekali pilihan keputusan. Hal ini seperti apa yang telah diungkapkan oleh Professor Dumbledor dalam fim Harry Potter yang pernah mengatakan “Sometimes we have to choose between doing what is right and what is easy”. Melakukan sesuatu dengan cara yang benar memang kadang-kadang terasa lebih berat daripada melakukan dengan cara yang …lain. Terutama jika cara itu lebih mudah. Memilih cara yang mudah? Tak ada yang melarang, jika kita hanya ingin memperoleh hasil yang terlihat baik. Tapi jika kita melakukan dengan cara yang benar, Amal yakin kita akan mendapatkan hasil yang terbaik. Tapi semua itu, kita yang menentukan.

Amal rasa, hampir setiap orang mengalami turning point atau titik balik kehidupan di dalam hidupnya. Salah satu teman Amal, setelah berhasil meraih gelar sarjana hukum, ia langsung kuliah lagi di bidang desain grafis dan malah ingin menekuninya. Amal sendiri juga pernah mengalami suatu turning point berskala besar beberapa tahun lalu, tapi itu lain cerita. Kadang-kadang, titik balik itu datang tanpa diduga, dan membuat kita tiba-tiba sadar bahwa kita butuh untuk melakukan perubahan. Dan jika itu terjadi, ikuti saja arusnya lalu lakukan usaha terbaik untuk merealisasikannya. Dan, sebaiknya jauhkan kata impossible dari pikiran kita, apalagi jika kita belum berusaha. “It’s always seems impossible until it’s done!” kata Nelson Mandela. Amal tidak akan sesekali menentang kalimat itu. Lihat saja: Mandela yang pernah mendekam di penjara selama puluhan tahun, tidak impossible baginya untuk berhasil menjadi presiden. Terus bagaimana dengan kita? Dan turning point dalam hidup kita?

Someday, pada saat bertemu dengan temen-teman Amal saat hang-out setelah pulang kuliah, Amal merasa ada getaran keresahan yang lebih dari biasa dalam pembicaraan kami. Untungnya keresahan itu bukan disebabkan karena takut kepada hantu atau takut pada alien berwarna hijau. Tapi, lebih disebabkan karena mendekati akhir tahun, masing-masing disibukkan dengan pikiran tentang apa yang mungkin akan dihadapi tahun mendatang. Rupanya saat ini keresahan sedang menjadi virus yang mudah menggerogoti pikiran hampir setiap orang termasuk kita. Level keresahan pun berbeda-beda. Tapi, bukan berarti kita pasrah dan membiarkan saja keresahan itu mempengaruhi kehidupan kita sehari-hari, apalagi sampai menimbulkan sters. Karena stress merupakan reaksi kita terhadap sesuatu, dan reaksi adalah sesuatu yang bisa kita pilih dan tentukan, maka berita baiknya: Stres adalah ‘makhluk’ yang masih bisa kita kendalikan. Salah satunya ya hang-out bersama teman-teman kita dan saling berbicara hingga timbul suasana santai yang sedikit melonggarkan pikiran kita dari tekanan. Sekedar iseng, coba kita berpikir sebentar, dan bertanya dalam hati, apakah kita memiliki waktu yang cukup untuk santai? Amal rasa, di sela kesibukan seperti apa pun, menemukan momentum yang sanatai –walaupun sebentar saja- merupakan sesuatu yang essensial. Amal pernah diingatkan bahwa 'the time to relax is when you don’t have time for it'. Dan itu berhasil membuat Amal speechless. Jadi, jika kita butuh waktu 5 detik atau lebih untuk menjawab pertanyaan di atas, ide bagus jika kita segera meluangkan waktu untuk membuat rencana relaks di akhir pekan ini. Sebelum keresahan memenuhi seluruh pikiran kita dan membuat kita lupa akan tujuan kita sebenarnya dalam hidup ini: Be happy!

Well, thanks banget buat J.Co Delta Plaza yang telah membuka gerainya di sini dan memantapkan Amal untuk mem-posting-kan 'something uncommon' di blog ini. Read it and feel it! Thanks a lot for the reader....next I'll read better....again and again!


No comments:

Post a Comment