Aku cuma terduduk sibuk di depan komputer lama ayah yang sekarang telah menghiasi isi kamar kosku yang sempit dengan kipas angin mungil berada tepat di sampingnya. Tanganku tidak berhenti menekan tombol-tombol keyboard, mencoba mencari data penting yang aku perlukan untuk menguak misteri itu. Aku bisa, aku pasti bisa membongkarnya! Pikirku dengan keyakinan tinggi, masih tetap berkutik dengan tombol dan monitor kmputer. Sebentar lagi Mal! Sebentar lagi! Kamu bakal tau ada apa dengan semua ini.
Semua file dan folder sudah hampir semua ku jelajahi, tapi dimana data itu. Aku perlu data dan foto-foto itu. Kipas angin yang sejak tadi berputar cepat di sampingku, tidak dapat mendiamkan peluh yang sejak tadi mengalir deras di kening dan leherku.
Sejenak aku berpikir keras, kenapa? Dimana? Bagaimana semua ini dapat terjadi? Oh damn! Shit!
Acong, yang aku pikir dia sahabat baikku, sungguh tega melakukan pengkhiatan ini padaku, di depan mataku pula! Andai saja aku tahu sejak lama kalau dia bisa melakukan perbuatan terkutuk itu, sungguh, bakal kulumat dia di depan orang tuanya.
Tapi yang sekarang kubutuhkan cuma file itu.
File...
File dan foto...
Sejenak mataku tertegun dengan folder yang begitu asing kulihat beberapa lama ini, tepatnya setelah ayah memaketkan komputer ini dari Kediri ke Surabaya. Folder itu bertuliskan ‘lobby’. Hah? Lobby? Sepertinya aku tidak pernah menggunakan kata itu sebagai nama folder. Dari dulu sampai sekarang, nama-nama folder yang kugunakan semuanya menggunakan istilah dari novel Harry Potter kesukaanku, seperti pensieve, nimbus 2000, broom stick, dan sebagainya. Tapi folder ini? Aneh, pikirku.
Tapi masa bodoh! Toh ini komputer milikku, aku bebas meng-otak-atik sesukaku, terserah file apapun yang tersimpan di dalamnya. Hal itu karena komputer ini tidak hanya aku pribadi yang menggunakannya, Gilang dan Doni juga sering meminjamnya, meski hanya digunakan untuk nonton bokep yang selama ini mereka koleksi hasil download dari internet.
Tapi hal itu tidak menutup kemungkinan file penting itu juga tersimpan di dalamnya.
Pencarian pun berlangsung.
Detik demi detik aku mulai membuka satu per satu file dan folder yang ada, meski sesekali berhenti untuk melihat sekelumit gambar-gambar porno yang ada di dalamnya. Gila! Banyak banget barang-barang mesum yang mereka simpan di komputerku.
10 menit
20 menit... dimana? Dimana file itu?
Tai!!!
Aku sudah muak dengan semua ini, aku tidak mendapatkan hasil apa pun. Semuanya nihil! Anjing! Umpatku.
Tiba-tiba aku teringat dengan folder yang dulu Doni pernah bilang kalau dia meng-hide salah satu folder pornonya. Tapi di mana?
HP yang terdiam membujur kaku di atas tempat tidur segera ku ambil. Langsung ku pencet tombol yang menghubungkan aku dengan fitur phonebook.
KOM Doni... KOM... Nah ini dia!
Aku pencet tombol dial, sejenak tedengar hampa, namun tiba-tiba muncul nada ‘bip’ kemudian nada tunggu.
“Hallo, apa Mal?” sapa Doni di seberang sana.
“Eh Don! Masih inget gak file yang lo hide di komputer gw beberapa waktu lalu, yang lo bilang itu ‘something special’?” tanyaku terburu-buru.
“Yang mana to?”
“Yang dulu pas gw pulang kuliah, lo ma temen-temen lo buru-buru hide folder porno itu, itu tuh yang pas gw datang sama pembokat gw itu lho?” pertanyaanku semakin memburu waktu.
“Oh iya, aku inget! Tapi aku lupa narohnya dimana?”
“Lho gimana sih?” aku semakin jengkel dengan jawabannya.
“Ya maap, tapi bentar, dulu komputermu itu ‘kan pernah kamu instal ulang to? Mungkin aja ikut kehapus! Tapi mending kamu cari dulu di folderku or punyanya Gilang!” jelasnya.
“Sudah Goblok! Tapi gak ada... Wes gini aja, kasih tau gw apa password buat buka hide-folder itu?”
“Bentar... sandinya agak mesum Mal! Hehehehe...” jelasnya sambil tertawa tidak jelas.
“Halah, aku udah kebal ma hal-hal porno and mesum kayak lo! Cepetan! Passwordnya apa?”
“Vaginawati...heheheh” jawabnya singkat.
“Anjing, dasar maniak lo! Yo wes thanks ya!”
“Oke, Assalamualaikum!”
“Hah! Wa’alaikumsalam!” jawabku. Busyet itu anak sudah terlahir mesum masih inget salam juga ternyata.
... ... ...
Kembali tangan dan mataku fokus ke komputer. Pencarian dimulai lagi. Aku mulai mencoba menjelajah kembali ke folder Doni dan Gilang. Pertama ke folder Gilang dulu. Aku klik folder dengan nama ‘insomniac’, terus aku klik bagian ‘tools’ dan muncul fitur ke program hide folder and file. Aku masukkan password tadi. Dan klik.
Tidak terjadi apa-apa.
Tidak muncul folder tersembunyi.
Oke kayaknya tidak ada, pikirku.
Kemudian aku memasuki folder Doni dengan nama ‘necking’, ya... tetep mesum sama seperti yang punya. Aku melakukan sesuatu yang sama seperti apa yang aku lakukan sebelumnya. Dan klik!
Tidak muncul...
Sama sekali tidak ada folder tesembunyi yang muncul.
Damn!
Aku sudah mulai jengkel, ingin banget ngomel-ngomel sendiri, tapi aku sedang tidak mood mengeluarkan suara berlebih yang pasti tambah bikin rusak suasana.
Sepi
Diam
‘broom stick’
Folderku? Mungkin saja.
Langsung aku meng-klik folderku itu, dan memasuki program hide. Sama seperti sebelumnya. Pas terakhir aku klik.
Tiba-tiba muncul folder samar-samar
‘nippon’
Hah? Folder apa itu? Benarkah di dalamnya ada file rahasia itu?
Data dan foto penting yang dapat mengungkap misteri yang kini sedang ramai dibicarakan?
Aku mulai merinding, panas-dingin mulai menyerang tubuhku.
Aku klik folder itu...
Dan benar! Ya Tuhan, inilah data penting itu!
Aku segera menyalakan printer yang tepat berada di bawah meja komputerku. Printer-machine itu baru ku beli beberapa waktu lalu, dan tinta yang keluar dari mesin itu masih bagus. Hasilnya pun masih tajam. Kertasnya masih cukup. Pikirku sambil mengecek dan memprogram mesin itu hingga siap digunakan.
Waktu semakin berjalan lebih cepat, tidak biasanya, pikirku tanpa logika.
Segera ku cetak semua data dan foto itu.
Dahsyat!
Aku telah menemukannya!
Berlembar-lembar jurnal dan tulisan telah tercetak dengan jelas.
Thanks God!
Lembaran-lembaran kertas dengan judul “RIWAYAT HIDUP DAN KOLEKSI FOTO MARIA OZAWA (MIYABI)” telah berhasil tergenggam di tanganku.
Amal – Sore-Sore Sarap
February, 25 2009
owalah ....
ReplyDeletekirain apaan ... ternyata ..
hahahaha ... gokil mal ....
nice post ...
wew..
ReplyDeletemenabjukan.. hehe napa gak pake folder lock aja jadi bisa di hidden gitu tanpa melalui file hidden.
wah coba mas amal pake gnu/linux dah lain ceritanya. smua yg ke-hiden bisa di buka. eits tapi jangan di salah gunakan ya
ReplyDelete